mungkin aku salah
meminta kepada Tuhan, untuk merasakan jatuh cinta lagi
seperti apa saja yang penting cinta
tapi aku lupa bahwa aku harus punya penawar untuk patah hati
apakah seperti ini rasanya tertawa dalam tangis
kebahagiaan berlalu bersama sedih
saat ada asa membumbung tinggi
tapi harus jatuh terhempas ke bumi realita
yang berpikir praktis, tapi menzalimi hati
beginikah logika yang merobek setiap jengkal kenangan
ketika semua harus pupus
tanpa ada bantuan kesempatan
baiknya aku lupa ingatan,
amnesia sesaat
agar langkahku tak tersendat
dan hatiku menjadi lega adanya
meski duri-duri kenyataan menusuk dan mencerminkan lewat kaca kaca buram
betapa aku benar menyemaikan dia di hatiku
biarkan aku lupa. meski sesaat
siapa aku dan apa yang aku mw
agar semua cerminan bayangmu, hancur dan bergerak menjauh seperti angin sore,
No comments:
Post a Comment